Pesan berantai melalui broadcast message di BlackBerry Messenger terkait bentrok di Perumahan Tytyan Indah, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Bekasi, beredar di masyarakat. Bunyi pesan berantai itu dinilai cukup meresahkan masyarakat.
Pesan itu mengimbau kepada warga Bekasi untuk mewaspadai melebarnya konflik antara Forum Betawi Rempug (FBR) dengan kelompok Ambon. Di pesan itu disebutkan pula agar warga mematikan lampu depan, tidak keluar rumah, dan tidak melintasi kawasan Kalibaru sampai flyover Kranji.
Dengan kesimpangsiuran informasi yang ada dan berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat, aparat kepolisian bersama dengan unsur musyawarah pimpinan daerah (muspida) lain berkumpul untuk meredam situasi.
"Kemarin Kapolres Bekasi sudah berkumpul bersama muspida untuk menanggapi isu propaganda lewat SMS ataupun lewat pesan di BlackBerry. Kapolres meminta agar semua muspida jangan sampai terprovokasi dan bersama-sama menjaga situasi yang kondusif," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Minggu (25/3/2012), di Mapolda Metro Jaya.
Rikwanto mengatakan bahwa ada beberapa informasi di dalam pesan itu yang salah, seperti penyebutan FBR. Padahal, dalam bentrokan pada Selasa (20/3/2012) pagi itu, FBR tidak turut terlibat.
"Tidak ada FBR pada bentrok saat itu. Itu murni warga di sekitar Perumahan Tytyan dan informasi soal kelompok Ambon yang berkumpul juga tidak benar," kata Rikwanto.
Ia menjelaskan bahwa baik warga Rawabambu, Kelurahan Kalibaru, maupun kelompok Ambon di Perumahan Tytyan Indah sudah melakukan kesepakatan damai setelah konflik memuncak pada Selasa pagi.
"Setelah perjanjian damai itu, kedua belah pihak sepakat untuk tidak bentrok lagi. Saat pertemuan dengan muspida kemarin, dua pihak yang berkonflik juga diundang dan diingatkan sama-sama menjaga keamanan," ujarnya.
Masyarakat juga diminta agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Pasalnya, aparat kepolisian masih terus berjaga di sekitar lokasi konflik. Ada sekitar 300 personel setiap malamnya yang diterjunkan dari Polres Kota Bekasi.
"Polisi minta masyarakat jangan termakan isu karena kami sudah melakukan pengamanan di sekitar lokasi. Ada 300 personel yang setiap malamnya berjaga, kalau siang jumlahnya berkurang tapi tetap ada pengamanan sampai situasi dianggap sudah tenang," tandasnya.
Sebelumnya, keributan pecah antara warga asal Ambon dengan warga setempat di Perumahan Tytyan Indah, Kalibaru, Senin (19/3/2012) sekitar pukul 23.00. Keributan ini diawali pada Minggu (18/3/2012) malam, di mana seorang warga membeli ninuman keras di sebuah warung, lalu membuat onar di Kampung Rawabambu.
Karena kesal, seorang warga lalu memukul pria itu dengan botol saos sehingga korban luka-luka di kepalanya. Melihat temannya luka, sejumlah pria lainnya melakukan sweeping, pada saat itu.
Salah seorang warga setempat, Septian Yahya Saputra (19), kena bacok di punggung, kepala, dan tangan kirinya. Pemuda tanggung itu kini masih dalam perawatan di RS Ananda, Kota Bekasi.
Melihat warganya semaput, sekitar 200 warga dari Kampung Rawabambu melakukan serangan balik ke kelompok yang tinggal di Perumahan Titian Indah pada Senin tengah malam. Keributan berlanjut sampai Selasa pagi ini.
Satu motor dan satu mobil dibakar massa, yang diduga salah sasaran. Sementara itu, dua orang tewas dan dua lainnya mengalami luka dan menjalani perawatan intensif di RSUD Bekasi.
Dua orang yang tewas yakni La Ode Amsir dan Jhoni David Situmorang, ternyata adalah korban salah sasaran. Mereka berdua saat itu tengah melintas di sekitar lokasi kejadian. Namun, naas keduanya terjebak di antara kelompok yang bertikai. Polisi juga sudah memastikan bahwa dua korban tewas adalah korban salah sasaran.
"Setelah dikeroyok sampai tewas baru diketahui kemudian kalau mereka bukan dari kelompok yang bertikai," ucap Rikwanto.
Satu orang ditetapkan sebagai tersangka dalam peristiwa bentrokan itu, yakni AR. AR dinilai berperan melakukan pengeroyokan. Sedangkan pelaku pembunuhan terhadap La Ode dan Jhoni masih diburu aparat kepolisian
Sumber
Pesan itu mengimbau kepada warga Bekasi untuk mewaspadai melebarnya konflik antara Forum Betawi Rempug (FBR) dengan kelompok Ambon. Di pesan itu disebutkan pula agar warga mematikan lampu depan, tidak keluar rumah, dan tidak melintasi kawasan Kalibaru sampai flyover Kranji.
Dengan kesimpangsiuran informasi yang ada dan berpotensi menimbulkan keresahan masyarakat, aparat kepolisian bersama dengan unsur musyawarah pimpinan daerah (muspida) lain berkumpul untuk meredam situasi.
"Kemarin Kapolres Bekasi sudah berkumpul bersama muspida untuk menanggapi isu propaganda lewat SMS ataupun lewat pesan di BlackBerry. Kapolres meminta agar semua muspida jangan sampai terprovokasi dan bersama-sama menjaga situasi yang kondusif," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, Minggu (25/3/2012), di Mapolda Metro Jaya.
Rikwanto mengatakan bahwa ada beberapa informasi di dalam pesan itu yang salah, seperti penyebutan FBR. Padahal, dalam bentrokan pada Selasa (20/3/2012) pagi itu, FBR tidak turut terlibat.
"Tidak ada FBR pada bentrok saat itu. Itu murni warga di sekitar Perumahan Tytyan dan informasi soal kelompok Ambon yang berkumpul juga tidak benar," kata Rikwanto.
Ia menjelaskan bahwa baik warga Rawabambu, Kelurahan Kalibaru, maupun kelompok Ambon di Perumahan Tytyan Indah sudah melakukan kesepakatan damai setelah konflik memuncak pada Selasa pagi.
"Setelah perjanjian damai itu, kedua belah pihak sepakat untuk tidak bentrok lagi. Saat pertemuan dengan muspida kemarin, dua pihak yang berkonflik juga diundang dan diingatkan sama-sama menjaga keamanan," ujarnya.
Masyarakat juga diminta agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Pasalnya, aparat kepolisian masih terus berjaga di sekitar lokasi konflik. Ada sekitar 300 personel setiap malamnya yang diterjunkan dari Polres Kota Bekasi.
"Polisi minta masyarakat jangan termakan isu karena kami sudah melakukan pengamanan di sekitar lokasi. Ada 300 personel yang setiap malamnya berjaga, kalau siang jumlahnya berkurang tapi tetap ada pengamanan sampai situasi dianggap sudah tenang," tandasnya.
Sebelumnya, keributan pecah antara warga asal Ambon dengan warga setempat di Perumahan Tytyan Indah, Kalibaru, Senin (19/3/2012) sekitar pukul 23.00. Keributan ini diawali pada Minggu (18/3/2012) malam, di mana seorang warga membeli ninuman keras di sebuah warung, lalu membuat onar di Kampung Rawabambu.
Karena kesal, seorang warga lalu memukul pria itu dengan botol saos sehingga korban luka-luka di kepalanya. Melihat temannya luka, sejumlah pria lainnya melakukan sweeping, pada saat itu.
Salah seorang warga setempat, Septian Yahya Saputra (19), kena bacok di punggung, kepala, dan tangan kirinya. Pemuda tanggung itu kini masih dalam perawatan di RS Ananda, Kota Bekasi.
Melihat warganya semaput, sekitar 200 warga dari Kampung Rawabambu melakukan serangan balik ke kelompok yang tinggal di Perumahan Titian Indah pada Senin tengah malam. Keributan berlanjut sampai Selasa pagi ini.
Satu motor dan satu mobil dibakar massa, yang diduga salah sasaran. Sementara itu, dua orang tewas dan dua lainnya mengalami luka dan menjalani perawatan intensif di RSUD Bekasi.
Dua orang yang tewas yakni La Ode Amsir dan Jhoni David Situmorang, ternyata adalah korban salah sasaran. Mereka berdua saat itu tengah melintas di sekitar lokasi kejadian. Namun, naas keduanya terjebak di antara kelompok yang bertikai. Polisi juga sudah memastikan bahwa dua korban tewas adalah korban salah sasaran.
"Setelah dikeroyok sampai tewas baru diketahui kemudian kalau mereka bukan dari kelompok yang bertikai," ucap Rikwanto.
Satu orang ditetapkan sebagai tersangka dalam peristiwa bentrokan itu, yakni AR. AR dinilai berperan melakukan pengeroyokan. Sedangkan pelaku pembunuhan terhadap La Ode dan Jhoni masih diburu aparat kepolisian
Sumber